Dialog Kebangsaan "Pembangunan Demokrasi, Pendidikan SDM, dan Pengembangan IPTEK"


Kaki ini melangkah satu arah, arah yang membawa mereka ke arah yang bisa membuat mereka berfikir lebih luas, perduli dengan lingkungan sekitar dan sistem, dan membawa diri mereka menjadi mahasiswa yang kritis. yaa inilah suatu acara yang diselenggarakan oleh BEM UNJ (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta), dimana disini kita membahas mengenai visi dan misi dari kedua capres dan cawapres, pembangunan demokrasi, pendidikan SDM dan pengembangan IPTEK. dengan menghadirkan kedua tim pemenangan/tim sukses dari kedua capres dan cawapres yaitu tim pemenangan dari Prabowo-Hatta yaitu Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si dan tim pemenangan dari Jokowi-JK yaitu Poempida Hidayatullah. disini mereka pertama-tama menjelaskan mengenai visi dan misi dari capres dan cawapres yang diusungnya.

Sebelum dilaksanakannya acara tersebut, maka panitia terlebih dahulu menyuguhkan kita sebuah hiburan berkualitas yaitu pembacaan puisi kebangsaan yang di bacakan oleh mahasiswa fakultas bahasa dan seni. dengan semangatnya kami yang mendengarnya pun merasakan kobaran pergerakan kebangsaan, dengan begitu kami sebut itu 'Puisi Kebangsaan' .

Setelah pembacaan puisi, akhirnya kedua tim pemenang itu datang dengan diriingi, mantan rektor kita Pak Prof. Bedjo Sutanto, Pembantu Rektor III Pak Sofyan, Direktur Eksekutif POLTRACKING Pak Hanta Yudha, AR, MA dan Ketua BEM UN Reza Indrawan. diawali dengan pembacaan tilawah, sambutan dari Rektor yang pada hari itu di wakili oleh Pembantu Rektor III Pak Sofyan, lalu sambutan dari Ketua BEM UN Reza Indrawan. 

inilah Dialog Kebangsaan, check it out...

"Pilar pendidikan merupakan pilar utama suatu bangsa"

kedua capres dan cawapres memiliki visi dan misi nya dalam pendidikan seperti, pendidikan 12 tahun, kesejahteraan guru dan mahasiswa, pemerataan pendidikan dan lain-lain. Prof. Bedjo Sutanto selaku pakar pendidikan dan salah satu mantan rektor di Universitas Negeri Jakarta, menyebutkan bahwa ada beberapa permasalahan pendidikan, diantaranya yaitu:
  • 20% anggaran APBN tidak real untuk pendidikan melainkan juga untuk gaji pegawai negeri
  • Keseimbangan PTN dan PTS di Indonesia
  • Krisis ekonomi suatu keluarga merupakan penghambat generasi penerus dalam mengemban pendidikan
  • Indonesia hanya menerima royalti seadanya
Dalam bidang pendidikan bernegosiasi itu pasti ada tetapi tetap ingat kontrak dengan mitra yang kita ajak untuk bekerja sama, demi keberlangsungan pendidikan yang ideal dan merata.
Sektor-sektor dunia usaha seperti membangun lapangan pekerjaan dan memperbaiki infrakstruktur yang ada itu merupakan tujuan pemerintahan dalam perkembangan ekonomi di Indonesia, karena jika ekonomi rakyat meningkat maka pendidikan di Indonesia juga meningkat. Ada beberapa keluhan dari mahasiswa terhadap pemerintahan di Indonesia, keluhan ini disampaikan oleh Ketua BEM UNJ yaitu Reza Indrawan, berikut keluhannya:
  • Rata-rata beasiswa untuk mahasiswa hanya mengedepankan perolehan IPK yang baik, hal ini membuat para mahasiswa tidak aktif dalam berorganisasi.
  • Money Politic (politik uang) masih gencar berada di lingkungan masyarakat
  • Komersialisasi perguruan tinggi/ sistem kapitalisasi pendidikan
Ir. H. Teguh Juwarno, M.Si selaku Tim Pemenangan/Tim Sukses dari Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta berpesan kepada mahasiswa bahwa jika kalian para mahasiswa yang memilih jalan menjadi seorang aktivis/organisatoris kampus maka kalian tidak boleh menjadi 'Aktivis Cengeng' dalam artian kalian harus lebih bekerja keras dalam bidang akademik maupun organisasi/lembaga, dan disini Pak Ir. H. Teguh memberi masukan kepada PR III (Pembantu Rektor III) Universitas Negeri Jakarta bahwa bagi para mahasiswa yang mendapat beasiswa salah satunya yaitu beasiswa Bidik Misi, tidak hanya aktif di bidang akademik melainkan aktif di bidang organisasi yang dimana organisasi merupakan suatu bidang yang dapat membangun pemikiran dan sikap kita dalam bermasyarakat.

Hal ini pun dipertegas oleh Poempida Hidayatullah selaku Tim Pemenangan/Tim Sukses dari Capres dan Cawapres Jokowi-JK, dimana kita sebagai mahasiswa yang berada di jalan para aktivis harus bisa me-manage/mengatur waktu dengan baik, baik dibidang akademik maupun di bidang organisasi.

Di sela-sela perdebatan masing-masing tim pemenangan capres dan cawapres Indonesia, moderator meminta masing-masing menyebutkan kelemahan capres dan cawapres yang di usungnya. Pak Ir.Teguh menyebutkan bahwa kelemahan dari seorang Prabowo Subianto yaitu "pertama jomblo, kedua berani menanggung perbuatan anak buahnya dan yang ketiga...... hmm saya rasa hanya dua, sulit menilai kelemahannya" ujarnya. sedangkan Pak Poempida menyebutkan bahwa kelemahan dari seorang Jokowi yaitu "pertama terlalu baik, kedua terlalu sederhana dan yang ketiga terlalu merakyat".

Dari kedua tim pemenangan capres dan cawapres, mereka menginginkan UN (Ujian Nasional) harus tetap ada dan dilaksanakan di jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Manengah Atas. karena UN merupakan ujian yang dapat menentukan peningkatan mutu pendidikan, cuma harus ada perbaikan dalam sistemnya saja, sehingga siswa dalam melaksanakan UN tidak hanya berfikir untuk mencari nilai melainkan UN dapat menjadi tolak ukur pengetahuan/pemahaman siswa dalam pelajaran. hal ini dikemukakan dikarenakan banyak siswa yang menolak adanya UN, mereka berfikir bahwa UN hanyalah ujian yang tidak bermutu. padahal dibalik itu semua, jika kalian mengetahui sejarah pendidikan di USA/Amerika Serikat bahwa UN itu menjadi penentu kualitas dalam bidang pendidikan. di Amerika pernah menerapkan UN ditiadakan, tetapi hal itu tidak berlangsung lama dikarenakan pendidikan di Amerika terjadi penurunan drastis dan benar-benar tertinggal dari negara-negara lain khususnya di benua Eropa dan Asia. maka dari itu, pemerintah mencoba mempertahankan adanya UN.

Tidak hanya dalam bidang pendidikan yang menjadi persoalan pemerintahan ataupun visi misi capres dan cawapres tetapi bidang ekonomi dan usaha menjadi hal yang penting untuk meningkatkan pemasukan anggaran negara, seperti contohnya pembayaran pajak yang masih terhambat, baik dari perusahaan negeri maupun swasta dan rakyat menengah.

Jika membicarakan mengenai ekonomi maka kita tidak akan jauh-jauh dari persoalan Asian Economic Community yang dimana inilah yang sering kita dengar dengan sebutan 'Pasar Bebas'. hal ini tidak perlu ditakutkan bagi kita melainkan hal yang dapat mengembangkan kita sebagai mahasiswa untuk terus berkarya dan menciptakan hal yang baru dalam rangka bersaing untuk lebih baik. sebagai generasi penerus bangsa, para mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri untuk menyambut 'Pasar Bebas' dengan begitu kita sebagai negara terkaya bisa menjadi yang terdepan dalam berbagai bidang/aspek seperti, pendidikan, ekonomi, bisnis, bahkan budaya.

waktu sudah menunjukan bahwa acara ini mau selesai, dengan begitu diakhiri dengan beberapa pertanyaan dari mahasiswa, karena aku mau sholat jadi aku tidak mendengar diskusi itu hihi..
sesudah selesai sholat, ternyata diskusi itu sudah selesai dan dilanjutkan dengan pembagian ta'jil, sambil menunggu adzan maghrib, panitia memberi kita hiburan dengan menampilkan kak Nurhadi (KaDept Kominfo BEM UN) dan kak Iqbal, mereka menyanyikan beberapa lagu dengan diringi alat musik gitar. akhirnya yang telah ditunggu-tunggu itu hadir yaitu adzan maghrib. selepas adzan maghrib, kami semua pun berbuka puasa lalu dilanjutkan dengan ibadah sholat maghrib.

pengalaman hari ini sangat berharga, dimana kita bisa belajar lebih luas mengenai sistem pendidikan di Indonesia, tidak hanya itu beberapa sistem di Indonesia dikuras abis. disini juga kita bisa tau bagaimana menyikapi pemberitaan media yang sudah tersebar luas selama ini. di acara ini kita diajak untuk menjadi pemilih yang cerdas dan menjadikan pemilu yang berkualitas seperti jargon acara ini "Pemilih Cerdas, Pemilu Berkualitas". dan satu hal yang membuat aku merasakan gelora militansi mahasiswa yaitu dimana kita disini berkumpul dalam satu ruangan luas, berjejer bangku-bangku pergerakan yang siap diduduki oleh mahasiswa yang memiliki tujuan untuk menyimak dan menyuarakan pemikiran-pemikiran mereka. gelora itu makin menjadi-jadi ketika mendengar suara lantangnya, muntahan kalimat yang mereka lontarkan dari hasil pemikiran-pemikiran manusia pembelajar yaitu Kau PARA MAHASISWA sang generasi penerus bangsa !

HIDUP MAHASISWA !
HIDUP RAKYAT INDONESIA !

Komentar